Kolaborasi Unhas, Vestanesia dan Mahasiswa Tani, Panen Jagung di Moncongloe

    Kolaborasi Unhas, Vestanesia dan Mahasiswa Tani, Panen Jagung di Moncongloe

    MAROS - Telah terlaksana kegiatan Panen Berkelanjutan Program Budidaya Komoditas Jagung di Lahan Unhas Moncongloe, Kabupaten Maros, Sabtu (16/7/3022).

    Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Hasanuddin Prof. drg. M. Ruslin, M. Kes, P.hD Dekan Fakultas Pertanian, Prof. Dr. Ir. Salengke, M.Sc., Sakkir, S.KM, M.Kes, mewakili pihak swasta PT Karya Petani Indonesia yang juga merupakan Ketua IKA FKM Unhas, Direktur Operasional PT Karya Petani Indonesia, Muh. Ilmi Ikhsan Sabur S.P., dan Sekjen Mahasiswa Bertani Indonesia, Arham, serta peserta dan pendamping program magang mahasiswa bertani sekitar 30 orang.

    Kegiatan ini adalah ujung rangkaian dari Program Budidaya Komoditas Jagung kolaborasi Mahasiswa Bertani Unhas, Vestanesia (PT Karya Petani Indonesia), dan Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Kegiatan ini melibatkan peserta magang yang berasal dari mahasiswa sebanyak 60 orang. 

    Program ini berlangsung mulai dari bulan April hingga Juli yang mengelola komoditas jagung di Lahan Unhas Moncongloe. Tujuan kegiatan ini untuk memberi ruang belajar bagi mahasiswa untuk bertani secara langsung sehingga bisa mengasah skill dan empati mahasiswa sebagai bekal pengalaman setelah sarjana.

    Dalam sambutannya Prof Ruslin sapaan akrab Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan Universitas mengapresiasi kegiatan sinergi alumni dalam mewujudkan Merdeka Belajar bagi mahasiswa dalam mewujudkan kedaulatan pangan. 

    "Ini adalah kegiatan positif bagi akademik dan kemahasiswaan karena mahasiswa bisa mengaplikasikan materi yang didapatkan dari ruang kuliah dan mengasah kreativitas, kerjasama, dan manajemen mahasiswa di luar ruang kuliah dan di bingkai dalam kegiatan bertani yang produktif. Ke depannya kita harapkan untuk bisa menjadi Wahana Pusat Pendidikan Agro-Komprehensif yang menjadi pusat belajar bagi mahasiswa pertanian, peternakan, dan perikanan dengan model terintegrasi sehingga tidak ada sisa limbah yang terbuang. Oleh karena itu, kami sangat mendukung kegiatan ini dan akan membangun fasilitas , seperti pagar, gazebo, dan peralatan kerja pertanian untuk mahasiswa yang magang di sana", ujar Ruslin.

    Sakkir sebagai mentor Mahasiswa Bertani dan Vestanesia mengungkapkan bahwa skala usaha dan magang akan titingkatkan menjadi empat kali lipat dari sebelumnya.

    "Luasan lahan perlu dimanfaatkan secara maksimal sehingga menampung lebih banyak lagi mahasiswa yang magang selanjutnya", katanya.

    Prof Salengke selaku Dekan Fakultas Pertanian mengungkapkan dukugan terhadap program ini dan mengapresiasi semangat mahasiswa yang melaksanakan program ini dan dalam harapannya program yang demikian dapan terus berlanjut dan semakin dikembangkan dengan kombinasi pemanfaatan teknologi tepatguna sebagai bentuk implementasi pertanian milenial dan lahan pertanian yang ada dapat dikelola dengan semangat bertani dari Mahasiswa Pertanian. 

    Dalam sambutan yang sama Salengke juga menyampaikan bahwa telah di rancang program yang serupa yang akan memberdayakan mahasiswa dalam pengelohan lahan seluas 1.000 hektar dalam lahan tersebut akan di dorong pembudidayaan padi, mahasiswa yang mengikuti program tersebut tidak diwajibkan mengikuti KKN (Kuliah Kerja Nyata). 

    "Hal tersebut diprogramkan agar menumbuhkan kecintaan Mahasiswa terhadap pertanian, karena saat ini pemuda tidak lagi memiliki ketertarikan di dunia Pertanian, kita akan memprogram pertanian tidak lagi harus berkotor kotor, segala sesuatunya akan menggunakan mesin dan kita akan merancang bagaimana mesin tersebut bisa semakin cerdas", ujar Salengke.

    Direktur Operasional Vestanesia yang kerap disapa Ilmi menyampaikan harapannya untuk keberlanjutan program.

    "Kami di Vestanesia berusaha memecahkan masalah produktivitas petani karena keterbatasan akses modal dan akses pemasaran sehingga kami mensinergikan pemilik lahan, pengelola, pemilik modal, dan mitra pemasaran untuk menciptakan ekosistem yang bisa mensejahterahkan petani. Selanjutnya kami telah menggandeng program Merdeka Belajar yaitu Magang dan Studi Independen Bersertifikat yang membuka peluang bagi mahasiswa seluruh Indonesia yang punya passion di pertanian untuk bergabung magang dalam program Mahasiswa Bertani Komprehensif dan menjadi satu-satunya program merdeka belajar yang fokus mengajarkan mahasiswa bertani dan mencetak petani millenial", terangnya.

    Harapan yang sama juga disampaikan oleh Arham selaku Sekertaris Jenderal Mahasiswa Bertani. Kata dia, Program ini berusaha memberi peluang bagi mahasiswa untuk belajar secara langsung. 

    "Tingginya minat mahasiswa untuk belajar bertani secara langsung dapat dilihat dari pendaftar yang sampai 190 orang, akan tetapi karena keterbatasan sumberdaya sehingga hanya menerima 60 saja. Ke depannya kami akan berusaha untuk membuka ruang yang lebih besar serta berharap dukungan dari berbagai pihak terutama pihak Universitas Hasanuddin dan Kementerian Pertanian demi terbangunnya SDM unggul pertanian di masa depan", ungkapnya.

    (Red)

    maros sulsel
    Muh. Ahkam Jayadi

    Muh. Ahkam Jayadi

    Artikel Sebelumnya

    BPS Merilis Angka Kemiskinan Sulsel Turun...

    Artikel Berikutnya

    Wakil Walikota dan Ketua TP PKK Makassar...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    PPK Tamalatea Gelar Bimtek Pemantapan Putungsura Pilkada Serentak Tahun 2024
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan

    Ikuti Kami